Jumat, 29 Maret 2013

[Review] Belenggu

Berawal dari tweet mas Verdi Solaiman, yang bikin gue kepo tentang film berjudul Belenggu ini. Sebagai pecinta film Indonesia, dan katanya ini bergenre Thriller, gue sangat tertarik untuk nonton film ini di bioskop. Kalo inget "Film Indonesia", "Thriller", gue langsung keingetan Rumah Dara. Dan itu jadi salah satu film favorit gue. Gak sabar aja rasanya, mau nonton di bioskop sambil "menggelinjang" ngeliatin aksi kejam di film bergenre Thriller ini.

Gue nonton film ini sekitar beberapa minggu yang lalu di Blok M Square, SENDIRI!!!, sehabis pulang kantor. Gue rela-relain nonton karena beneran tertarik sama film ini. Rasa kesel gue muncul ketika banyak temen kantor yang gue ajakin "nonton film belenggu yuk?!". Dan mereka merespon "Ah film apaan tuh? Film Indonesia. Lebay. Ceritanya hantu-hantuan esek-esek doang palingan". Dan mereka makin gak mau nonton setelah melihat poster belenggu yang menurut mereka seperti film Indonesia lainnya yang sama sekali gak tertarik untuk ditonton.


Walaupun gak ada yang nemenin, dan bioskop yang muterin tinggal Blok M Square sama satu bioskop lagi, gue rela untuk nonton film ini. Karena sebegitu penasarannya sama film ini. Ditambah katanya film ini akan diputer di International Film Festival di Italia atau dimana gitu dan juga banyak beberapa review yang bilang film ini oke banget. Dan gue pun memiliki ekspektasi tinggi untuk film ini.

Dateng. Masuk bioskop dengan ekspektasi yang tinggi. Ternyata beberapa menit diawal itu emang agak membosankan. Gue berusaha untuk menikmati film ini, tapi enggak sebegitunya enjoy untuk dinikmati. Film ini mulai seru ketika sudah mulai si Polisi mencari siapa pembunuh sebenernya. Disitu mulai sedikit lebih seru, karena kita dipancing untuk berfikir "lah, siapa ya pembunuhnya?".

Tetapi gue akuin, dari segi pengambilan gambar, tone warna, dan kemampuan Art Director untuk membentuk lingkungan sekitar bener-bener keren dan menambah nilai positif untuk film ini. Dan gue suka ngeliat Abimana dalam berakting. Sebegitu berasanya mental dia terganggu.


Kalo lo liat poster film ini, pasti lo akan menyangka film ini banyak adegan "sadis", tapi pada kenyataannya, adegan "sadis" ini banyak yang gak diperlihatkan. Gak seseru pada Rumah Dara yang bikin penonton ngilu sendiri saat nontonnya. Jadi kalo menurut gue, film ini dibilang Thriller, gak terlalu Thriller. Dibilang Horror, juga bukan horror. Lebih ke psikologis gitu sih ya.

Dan kata orang-orang, ending filmnya akan twist dan seru banget. Tapi sejujurnya, gue di beberapa menit sebelom ending udah bisa menebak siapa pelakunya, karena orang di film itu cuma itu-itu aja. Dan ending film ini pun gak "cetar" dan membuat gue berfikir "anjir!! ternyata dia pelakunya". Tapi lebih ke "Tuh kan, bener dia". Untuk menjelaskan ending ini bener-bener dijelaskan secara detail satu persatu, sehingga penonton sudah keburu nebak siapa pelakunya, sebelom ending itu sampai pada klimaksnya.

Sebagai pecinta Film Indonesia, sejujurnya gue sudah memiliki ekspektasi yang tinggi untuk film ini, tapi ternyata hasilnya gak sesuai ekspektasi gue. So sorry, I can't really enjoy this movie.

Rate: 5.5 / 10

NIZARLAND
"Where The Land Inspires The World"

2 komentar:

  1. wah kalo film2 misteri psikologi emang bakal banyak mikir. Film pintu terlarang tuh psikologis jg genrenya

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya filmnya mikir banget, tapi ketebak kalo menurut gue sebelom di klimaks film nya

      Hapus